LII
Formalitas Dan Penghormatan
Francis Bacon
Lukisan Francesco Boda, The Betrothal
Dia yang benar-benar otentik haruslah memiliki keunggulan yang bersumber dari bagian-bagian keutamaan yang luhur, ibarat sebuah batu yang harus dikayakan tetapi tanpa daun emas atau perak demi menambah kilaunya. Namun, jika seseorang memperhatikan kenyataan ini dengan baik, hal itu hanya terjadi melalui pujian dan sanjungan dari orang lain di mana pujian dan sanjungan dari orang lain merupakan suatu ganjaran dan keuntungan: karena benarlah perumpamaan berikut ini, pendapatan-pendapatan yang kecil membuat dompet makin berat; karena pendapatan-pendapatan yang kecil membuat ketebalan, sedangkan pendapatan-pendapatan yang besar terjadi kadang-kadang. Maka, benarlah bahwa hal-hal yang sederhana[1] akan memenangkan pujian yang besar, karena hal-hal sederhana digunakan dan dicatat terus-menerus: sedangkan kesempatan untuk memenangkan segala kebaikan yang istimewa terjadi hanya di dalam festival-festival. Oleh karena itu, hal-hal yang sederhana menambah reputasi manusia dan memiliki bentuk yang asli (seperti yang dikatakan oleh Ratu Isabella[2]) ibarat surat pujian yang abadi. Demi meraih semuanya itu cukuplah dengan sikap yang tidak memandang rendah hal-hal yang sederhana; seseorang sekiranya mengamati kesederhanaan yang ada di dalam diri orang lain dan untuk selanjutnya kiranya dia mempercayai dirinya sendiri. Sebab jika dia berusaha terlalu keras untuk mengekspresikan kesederhanaan, maka dia akan kehilangan keindahan kesederhanaan yang mana kesederhanaan kiranya merupakan hal yang natural dan yang tidak terpengaruh apa pun. Kelakuan beberapa orang seperti sebuah larik yang mana setiap suku kata diuji; dengan demikan bagaimana mungkin seseorang mengerti hal-hal besar jika pikirannya terlalu terbelah kepada pengamatan-pengamatan yang detil? Tidak menggunakan formalitas sama sekali adalah sama dengan mengajarkan kepada orang lain untuk tidak menggunakannya pula sehingga mengurangi rasa hormat terhadap diri sendiri; setidaknya formalitas itu kiranya tidak dihilangkan terhadap tamu dan terhadap hal–hal yang memang menuntut formalitas. Sebaliknya, tinggal di dalam formalitas dan mengagungkan formalitas sampai melampaui bulan tidak hanya saja membosankan tetapi juga mengurangi kepercayaan dan kredibilitas dia yang mengatakannya. Tentu saja ada pesan-pesan yang menyegarkan di dalam setiap pujian yang merupakan keuntungan yang luar biasa, asalkan manusia dapat menemukannya. Di antara rekan-rekan, seseorang haruslah menunjukkan keakrapan dan oleh karena itu kiranya baik jika mempertahankan keadaan itu semampu mungkin. Terhadap inferioritas kawan, seseorang haruslah menghormatinya dan oleh karena itu baik jika menjadi familiar dengan inferioritas teman semampu mungkin. Dia yang terlalu berlebihan dalam segala sesuatunya sehingga memberikan kesempatan kepada orang lain sampai membuat penuh kenyang justru menjadikan diri murahan. Menempatkan diri sendiri pada posisi orang lain adalah baik dan kiranya hal itu ditunjukkan dengan tindakan dan seseorang melakukannya berdasarkan penghormatan dan bukan ketika hanya ada kesempatan. Ada suatu kaidah yang baik pada umumnya dalam mengikuti[3] orang lain, bahkan hal itu menambahkan hal yang positif kepada diri sendiri: jika kamu setuju tentang opini orang lain, biarkanlah persetujuan tersebut disertai beberapa perbedaan; jika kamu mengikuti nasihatnya, biarkanlah disertai alasan lebih lanjut; jika kamu akan mengikuti tindakannya, biarkanlah ada persyaratannya. Manusia haruslah waspada akan pujian karena pujian itu menjadikan diri manusia terlalu sempurna; karena yang lain manusia kiranya tak pernah puas akan sanjungan sehingga para pencemburu mereka akan percaya diri untuk memberikan pujian-pujian yang merugikan kebaikan-kebaikan mereka yang lebih besar. Juga merupakan suatu kerugian dalam hal bisnis jika terlalu penuh dengan penghormatan, atau jika terlalu ingin tahu dalam mengamati kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang. Salomo[4] mengatakan, siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai[5]. Seorang yang bijaksana tentu akan menciptakan lebih banyak peluang daripada yang dapat ia temukan. Kelakuan manusia haruslah seperti setelan pakaian, tidak terlalu sempit atau terlalu ketat, tetapi bebas untuk bekerja dan untuk bergerak.
[1] Hal-hal sederhana atau hal-hal kecil.
[2] Isabella I (22 April 1451 – 26 November 1504) adalah ratu kerajaan Castile dan León, suami raja Ferdinand II dari Aragon, nenek dari Charles V -Raja Kemaharajaan Romawi Suci- (tentang Charles V lihat essai XIX; no. 8). Pernikahan Isabella dengan Ferdinand menyatukan Spanyol. Ratu Isabella juga yang membiayai perjalanan Columbus untuk menemukan Amerika. Semasa hidupnya, Isabella dikenal sebagai ratu yang saleh, baik hati, penuh keutamaan dan kebajikan.
[3] Lihat essai Pengikut Dan Sahabat (essai XLVIII)
[4] Tentang Salomo lihat essai IV; no.1
[5] Pengkhotbah 11:4
Copyright © 2016 ducksophia.com. All Rights Reserved