LI
Fraksi
Francis Bacon
Lukisan Nicolas Lancret, The Seat of Justice in The Parliament Of Paris,1724
Banyak orang beropini dengan tidak bijaksana, bahwa hanyalah seorang raja yang dapat memerintah kerajaannya atau bahwa hanyalah seorang yang hebat yang dapat menentukan kebijakannya.Memang, dalam pandangan fraksi, opini yang demikan merupakan bagian penting suatu kebijakan.
Namun sebaliknya, kebijaksanaan yang tertinggi adalah orang-orang dari beberapa fraksi bersepakat satu sama lain dalam mengatur hal-hal umum; ataupun bekerja sama dengan orang-orang tertentu, satu demi satu. Tetapi saya tidak mengatakan bahwa pertimbangan fraksi yang demikian diabaikan. Orang-orang biasa, pada saat mereka sedang naik daun, haruslah taat, tetapi orang-orang yang cemerlang yaitu mereka yang mempunyai kekuatan di dalam diri mereka sendiri sebaiknya mempertahankan posisi mereka dengan netral dan tidak berpihak kepada yang lain. Bahkan sebagai pemula yang taat dan moderat dan sekiranya dia adalah anggota dari suatu fraksi yang paling dihormati dari yang lain, dia akan memberikan kontribusi yang terbaik pada umumnya.
Fraksi yang lebih rendah dan lebih lemah ternyata lebih tangguh sebagai penghubung dan sering kali terlihat bahwa beberapa fraksi yang kolot meletihkan sejumlah besar fraksi yang lebih moderat. Ketika satu dari fraksi-fraksi yang ada itu hancur, maka yang lainnya terpecah, seperti fraksi Lucullus[1] dan semua senat agung (yang disebut Optimates atau aristrokrat) yang bertahan melawan fraksi Pompeius dan Caesar[2]; tetapi ketika otoritas senat dicabut, maka Caesar dan Pompeius segera melemah[3]. Fraksi atau partai Antonius dan Octavius Caesar melawan Brutus[4] dan Cassius[5] berlangsung untuk beberapa waktu; tetapi ketika Brutus dan Cassius dikalahkan, segera selanjutnya Antonius dan Octavius[6] pun melemah dan terpecah. Memang contoh-contoh ini berlangsung di dalam perang, namun juga terjadi di dalam fraksi-fraksi yang sifatnya privat. Mereka yang mempunyai posisi yang kedua dalam fraksi, banyak kali, ketika fraksi terbelah, membuktikan hal-hal yang pokok, tetapi mereka juga sering kali membuktikan hal yang sama sekali tidak berarti dan bahkan membuat diri mereka didepak; sebab banyak orang yang menentang kekuatan diri mereka; dan kegagalan mereka membuat diri mereka sama sekali tidak berguna. Sering terlihat bahwa mereka yang sekali dipercaya membuat persepakatan dengan fraksi yang menjadi oposisinya sehingga mereka diterima: mereka berpikir hal yang serupa bahwa pertama-tama mereka harus memiliki keyakinan dan sekarang mereka siap untuk mengajukan suatu pembelian baru. Pengkhianat dalam suatu fraksi mendapatkan keuntungan dari pembelian tersebut dengan gampang; sebab ketika masalah-masalah terjebak dalam perimbangan kekuatan yang demikian lama, maka fraksi yang menang terjadi karena seorang pengkhianat mengajukan pembelian baru kepada fraksi yang bersangkutan dan si pengkhianat akan mendapatkan terima kasih. Sikap diri yang sepaham di antara dua fraksi yang berjalan beriringan tidak selalu bersumber dari sikap moderat tetapi juga dari sebuah kebenaran bagi diri manusia, dan pada akhirnya sikap moderat dan kebenaran itulah yang diterapkan. Tentu saja di Italia orang-orang memegang sikap diri yang sepaham karena percaya kepada para Paus, ketika mereka menganggap Paus sebagai pemersatu yang terucapkan sering kali di dalam mulut mereka Padre commune (Bapa semua): orang Italia menganggap seruan Bapa semua sebagai suatu tanda persatuan yang mengacu kepada kebesaran dari rumah mereka.
Para raja haruslah waspada dalam menempatkan dan menjadikan diri mereka sebagai salah satu fraksi atau partai; sebab liga di dalam suatu monarki adalah sangat berbahaya bagi monarki itu sendiri: karena liga itu memunculkan suatu kewajiban yang terpenting yaitu kewajiban kedaulatan dan membuat raja tanquam unus ex nobis (seperti diri kami) seperti yang terjadi di dalam Liga Perancis[7]. Ketika fraksi-fraksi diperlakukan terlalu istimewa dan terlalu keras, ini adalah tanda kelemahan dalam diri raja; dan akan memantik banyak prasangka baik terhadap kekuasaan dan urusan raja. Kiprah fraksi-fraksi yang ada di bawah raja haruslah seperti pergerakan-pergerakan orbit-orbit yang lebih rendah (seperti yang dikatakan oleh para astrolog), di mana orbit-orbit yang lebih rendah punya pergerakannya sendiri tetapi masih dipimpin dengan tenang oleh pergerakan yang lebih tinggi dari primum mobile[8].
[1] Tentang Lucullus lihat essai XLV; no. 3
[2] Fraksi Caesar (tentang Julius Caesar lihat essai IV; no. 5) dan Pompeius (tentang Pompeius lihat essai XXIII; no.3) dikenal dengan istilah Triumvirate yang pertama.
[3] Perpecahan antara Julius Caesar dan Pompeius membawa Romawi kepada perang sipil.
[4] Marcus Junius Brutus yang dikenal dengan Brutus adalah seorang politikus dari Republik Roma. Dia adalah eksekutor pembunuhan Julius Caesar.
[5] Gaius Cassius Longinus adalah senator Romawi dan ipar dari Marcus Junius Brutus. Mereka berdua merupakan komplotan dalam menyusun pembunuhan Julius Caesar. Ada fakta yang menarik bahwa ketika mereka berdua berperang menghadapi Triumvirate yang kedua, Brutus berhasil mengalahkan Octavius tetapi Cassius dikalahkan oleh Markus Antonius. Namun karena tidak tahu kalau kalau iparnya itu menang, Cassius memerintahkan budaknya yang telah merdeka yaitu Pindarus untuk membunuh dirinya.
[6] Octavius adalah Kaisar Augustus. Tentang Kaisar Augustus lihat essai II; no. 4
[7] Liga Perancis ini dikenal dengan Liga Suci (Sainte Ligue) yang terbentuk pada masa peperangan antar agama di Perancis. Liga Perancis ini didirikan Henry de Guise karena Raja Henry III (tentang Henry III lihat essai IV; no. 7) memberi kelonggaran kepada pihak Protestan dan merasa bahwa raja tidak mendukung pihak Katolik. Sebenarnya pembentukan Liga Suci oleh Henry de Guise hanya untuk ambisi pribadinya demi naik takhta dengan kedok agama sehingga menyulut banyak orang untuk bergabung dengan Liga Suci melawan Raja dan kaum Protestan.
[8] Tentang primum mobile lihat essai XV; no. 11
Copyright © 2016 ducksophia.com. All Rights Reserved