Penangguhan

XXI

Penangguhan

Francis Bacon

Lukisan Claude Monet,Sailboats on the Seine at Petit - Gennevilliers,1874 

a303559_v1_hero

Keberuntungan itu ibarat pasar; di mana sering kali, seandainya kamu menangguhkan sejenak saja, maka harga akan turun. Dan lagi, kadang pula keberuntungan seperti tawaran Sibylla[1]; yang pada mulanya menawarkan jilid bukunya dengan lengkap, lalu menghancurkan jilid buku tersebut bagian demi bagian, tetapi masih menahan harga. Sebab sebuah kesempatan (seperti yang ada di dalam syair umum) memalingkan kepala yang botak, setelah si wanita mempertunjukkan rambut ikalnya di depan, dan tidak ada pegangan yang diambil; atau setidaknya pertama-tama balikkanlah gagang botol yang akan yang diterima, karena ketika air sesudah sampai di perut, maka botol sulit untuk ditutup. Tentu saja tidak ada kebijaksanaan yang lebih hebat selain daripada memilih saat yang tepat untuk permulaan dan awal dari segala sesuatunya.

Segala bahaya tidak lebih ringan, ketika tampaknya ringan; dan lebih banyak bahaya yang lebih menipu manusia daripada yang menekan manusia. Ah tidak, kiranya lebih baik menjumpai segala marabahaya di tengah jalan, meskipun tidak ada marabahaya yang mendekat, daripada hanya berjaga-jaga terlalu lama atas kedatangan mereka karena jika seorang manusia berjaga-jaga terlalu lama, baginya ini adalah suatu keanehan sehingga dia akan tertidur. Di sisi yang lain, dia akan tertipu oleh bayangan-bayangan yang terlalu panjang (seperti beberapa orang yang telah tertipu ketika bulan begitu begitu dekat dengan bumi dan bersinar di atas punggung musuh mereka) sehingga membuat mereka menembak sebelum pada waktunya; atau mengundang bahaya-bahaya supaya datang dengan cara merobohkan segala marabahaya terlalu dini; adalah suatu bentuk ekstrim yang lain.

Kematangan atau ketidakmatangan sebuah kesempatan (seperti yang kita bicarakan) haruslah selalu dipertimbangkan dengan baik; dan pada umumnya adalah baik untuk mengikrarkan permulaan segala tindakan kepada si Argus[2] dengan seratus matanya dan mengikrarkan akhir kepada Briareus[3] dengan seratus tangannya; yang pertama untuk melihat, kemudian yang terakhir untuk mempercepat. Sebab helm Pluto[4] yang membuat para politikus tidak terlihat merupakan suatu kerahasiaan dalam bentuk nasihat dan suatu kecepatan dalam rupa pelaksanaan. Sebab ketika segala hal tiba pada pelaksanaannya, maka tidak ada lagi kerahasiaan yang dapat dibandingkan selain dengan kecepatan; seperti gerakan sebuah peluru di udara yang melesat begitu cepat seolah-olah berlari lebih cepat dari mata.

[1] Tawaran Sibylla merupakan salah satu cerita yang paling menarik dalam sejarah Romawi. Ceritanya sebagai berikut: Kerajaan Romawi (sebelum menjadi kemarahajaan) ketika Raja Lucius Tarquinus Superbus memerintah, datanglah seorang wanita tua asing. Wanita tua ini menawarkan kepada Raja Tarquinus 9 buku yang berisi ramalan-ramalan. Raja menolak membeli ke-9 buku tersebut karena harganya terlalu mahal. Lalu wanita tua membakar 3 buku sehingga tinggal 6 buku lagi. Ia menawarkan lagi ke-6 buku tersebut kepada raja dengan harga yang sama. Raja sekali lagi menolak membeli ke-6 buku tersebut karena harganya tetap sama. Wanita tua itu membakar lagi 3 buku sehingga sisa 3 buku. Akhirnya Tarquinus luluh hati dan membeli ke-3 buku yang tersisa dengan harga yang sama. Kemudian setelah ke-3 buku tersebut dibeli, wanita itu segera lenyap.

[2] Dalam mitologi Yunani, Argus Panoptes atau Argos adalah seorang raksasa yang julukannya Panoptes yang berarti melihat segalanya karena dia memiliki seratus mata.

[3] Tentang Briareus lihat essai XV; no. 19

[4] Helm Pluto dalam mitologi klasik adalah helm atau topi yang membuat pemakainya menjadi tidak terlihat. Helm Pluto disebut juga helm Hades atau helm Kegelapan. Dalam mitologi Yunani pemakai helm Hades antara lain dewi Athena (dewi Minerva dalam mitologi Romawi), Hermes si perantara para dewa, dan Perseus. Dewa Pluto adalah dewa kematian Romawi dan tinggal di Hades (dunia bawah).

Copyright © 2016  ducksophia.com. All Rights Reserved

Author: Duckjesui

lulus dari universitas ducksophia di kota Bebek. Kwek kwek kwak

Leave a Reply