Kristus Raja Semesta Alam: Raja Cinta

 

Lukisan: Alfred Sisley, La Seine au point du jour, 1877

 

 

 

 

Kristus Raja tahun A

Yehezkiel  34: 11-12. 15-17

I Kor 15: 20-26.28

Matius 25: 31-46

 

“Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya

dan memisahkan orang-orang yang satu dari yang lain”

Setiap lukisan pasti mempunyai bingkai. Bingkai lukisan dipakai sebagai pembatas lukisan sehingga batasan-batasan yang dibuat oleh bingkai mengitari, mengelilingi lukisan untuk mengakhiri lukisan tersebut. Bingkai yang indah semakin memaniskan lukisan yang indah, menyempurnakan dan menambahkan keeleganan lukisan. Dengan demikian bingkai memiliki peran yang penting bagi lukisan.

Hari ini gereja merayakan hari raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Apa artinya? Gelar Raja Semesta Alam menunjukkan kekuasaan dan kemahakuasaan Yesus Kristus atas alam semesta ini. Segala sesuatu yang ada di semesta tunduk dan telah ditaklukkan oleh Kristus dan Kristus adalah raja dan penguasa segala-galanya atas semesta. Bagaimana Kristus meraja, seperti apa gaya Kristus Sang Raja?

Gaya Kristus sebagai Raja dapat kita lihat dalam bacaan pertama: yaitu sebagai seorang gembala. Ia sebagai raja bukan dalam arti raja yang berpangku tangan, memerintah dan meminta dilayani tetapi justru sebagai gembala. Seorang gembala rela untuk memberikan nyawanya untuk domba-dombanya. Ada yang menarik bahwa untuk menjadi gembala dibutuhkanlah cinta kepada domba-domba sehingga seorang gembala memiliki ikatan batin yang kuat dengan domba-dombanya dan ada persatuan di antara mereka. Maka gaya Kristus Sang Raja sebagai seorang gembala ialah memperhatikan, menyayangi dan menyelamatkan domba-domba. Yang hilang akan dicari-Nya, yang sesat akan dibawa pulang, yang luka akan dibalut, yang sakit akan dikuatkan dan disembuhkan, yang gemuk dan kuat akan dilindungi oleh-Nya. “Aku sendirilah yang akan memperhatikan dan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring. Aku akan mencari domba-domba-Ku dan akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan gelap”. Kristus mencintai domba-dombanya, Kristus mencintai segala ciptaan dan kehidupan karena segala yang ada diciptakan oleh Allah Bapa.

Kristus sebagai seorang gembala juga menunjukkan cara Kristus meraja dan menaklukkan, mengalahkan semesta ini yaitu dengan cinta dan pelayanan; bukan dengan pedang dan peperangan. Cinta Kristus sang Raja mewujudkan pengorbanan, belaskasihan dan pengampunan sehingga melalui semuanya itu Kristus memproklamasikan diri-Nya sebagai raja: raja cinta. Maka lambang yang dipakai untuk menyatakan dirinya sebagai raja cinta adalah salib karena ia wafat di salib demi keselamatan semesta. Darahnya yang mengalir dari salib turun ke bawah membasahi semesta agar semesta beroleh kehidupan baru, hukum yang baru, wajah yang baru. Kematian-Nya di atas kayu salib merupakan cara cinta-Nya menaklukan alam semesta sehingga ketika salib ditinggikan berarti cinta telah mengalahkan dan membinasakan maut. Kemenangan cinta dalam Kristus yang tersalib mengukir fakta bahwa kerajaan-Nya abadi dan kekal. Kemenangan cinta membuka tabir yang lain bahwa Ia adalah Raja Semesta karena pelayanan. Dalam pelayanan Ia memberikan diri seutuhnya kepada domba-domba-Nya. Pelayanan-Nya yang mulia justru hadir dan ditujukan kepada mereka yang paling hina. Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk saudaraku yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku”. Di dalam diri sesama yang paling membutuhkan dan paling hina, di sanalah sumber dan mata air cinta yang meluap-luap serta pusat pelayanan karena Kristus menyamakan dan mengidentifikasikan diri-Nya dengan sesama yang paling hina. Siapakah sesama yang paling membutuhkan? Mereka yang lapar, haus, telanjang, sakit, berada di dalam penjara, mereka yang seorang asing.

Maka, cinta yang ditujukan dan dilakukan untuk dan bagi mereka yang paling hina akan membuat cinta  menjadi kenyataan dan sempurna. Cinta bukanlah kata-kata, bukan romantisme tetapi cinta adalah tindakan di dalam pelayanan. Dengan demikian, cinta bukan mendominasi, cinta bukan pula memerintah maupun berpusat pada diri sendiri tetapi cinta menyelamatkan, cinta membebaskan,  cinta menyoal tindakan kebaikan  untuk sesamaku, cinta adalah melayani. Yesus Sang raja Semeta Alam telah melakukan cinta pelayanan. Ia menancapkan dan mematri lambang pelayanan di semesta ini.

Kita bisa merasakan Kristus sebagai Raja Semesta ketika kita melakukan dan berbuat cinta kepada sesama kita yang membutuhkan, kepada segala ciptaan. Kita mengerti misteri Kristus sebagai Raja Semesta Alam jika kita saling melayani dan hidup di dalam pelayanan kepada sesama maupun dalam merawat dan mencintai semesta seperti binatang, tumbuhan, lingkungan. Maka, ingatlah bahwa di dalam pelayanan dan cinta kepada segala yang ada Kristus datang sebagai raja dalam kemuliaan-Nya.

Konsekuensinya, bila Kristus datang dalam kemuliaan-Nya yaitu dalam cinta maka ia menghakimi orang berdasarkan cinta. “Sungguh aku akan menjadi hakim antara domba dengan domba, di antara domba jantan dan kambing jantan”. Yesus akan memisahkan mereka yang berbuat cinta dan tidak berbuat cinta karena cinta merupakan syarat untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. “Ia akan memisahkan mereka seorang daripada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan menempatkan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya”. Mereka yang berbuat dan melakukan cinta akan menerima dan memasuki kerajaan cinta: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku”. Pelayanan cinta yang demikan menjadikan diri sebagai orang benar dan “orang benar akan masuk ke dalam hidup abadi”.

Sebaliknya, mereka yang tidak berbuat cinta maka kerajaan cinta pun tertutup bagi dirinya. “Enyalah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk; enyahlah ke dalam api yang kekal yang tersedia untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi AKu makan; ketika AKu haus, kamu tidak memberi AKu minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat  AKu. Sesungguhnya, segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal”.

Kristus Raja Semesta Alam bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Kerajaan-Nya akan memancarkan kesucian dan berlimpahkan damai dan cinta kasih. Dalam cinta, Kristus Raja Semesta Alam memperbaharui dan menyempurnakan semesta. Segalanya yang ada menjadi indah karena cinta Kristus Raja Semesta alam.  Kemegahan dan keagungan semesta ini terjadi karena segala sesuatunya berasal, bergerak, menuju dan sempurna di dalam cinta Kristus.

Cinta Kristus Sang Raja Semesta seperti bingkai yang mengilingi, mengitari dan membingkai semesta ini agar mempunyai batasan dan semesta dipersatukan di dalam Kristus: Kristus menjadi semua di dalam semua dan segala sesuatunya hidup di dalam persekutuan dengan-Nya. Segalanya memuji dan memuliakan cinta Kristus sang Raja Semesta Alam. Maka tibalah kesudahannya dan kita yang hidup di dalam cinta menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kita pun berseru seperti yang dikatakan bait pengantar Injil: Terpujilah yang datang atas nama Tuhan. Terpujilah kerajaan yang telah tiba, kerajaan kita Yesus Kristus. Aku pun akan diam di dalam Kerajaan Yesus Kristus sepanjang masa.

Copyright © 2019 ducksophia.com. All Rights Reserved

Author: Duckjesui

lulus dari universitas ducksophia di kota Bebek. Kwek kwek kwak

Leave a Reply