Lukisan: Paul Cézanne, The Gulf of Marseille seen from L'Estaque, 1879
Lukas 21: 7-19
Seorang nenek menunjukkan kepada cucunya sebuah album foto. Dengan memangku si kecil Claire, si nenek Cindy membuka album foto sambil menceritakan foto-foto itu. Si kecil Claire mendengarkan cerita nenek dan melihat foto-foto penuh dengan rasa ingin tahu, penuh tawa dan penuh dengan kemanjaan. Album foto memang merupakan rekaman sejarah, kenangan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dalam hidup. Nenek sambil memegang tangan Claire dengan penuh kasih sayang menunjukkan satu demi satu foto-foto yang ada di album itu. Tanya si kecil Claire: “Oma ini siapa?”. “Ini mamamu waktu dia merayakan ulang tahun ke 2”. Lembar demi lembar album foto membuat si nenek dan si Claire terlelap dan terbenam di dalam foto album. Dan tanpa sadar, lewat foto album itu mereka terbawa di dalam sukacita, cinta, dalam kasih sayang satu sama lain.
Dalam Injil hari ini, Yesus berbicara dan menjawab pertanyaan tentang akhir zaman. Bagi iman Katolik akhir zaman itu berarti kedatangan Kristus yang kedua -baca parousia-. Ada tiga tanda yang dikatakan oleh Lukas sebelum parousia: pertama, soal kesesatan yaitu orang -orang yang menyatakan dirinya sebagai Kristus dan mengumandangkan bahwa akhir zaman sudah dekat; kedua, akan datang peperangan, bencana alam dan wabah yang menimpa banyak bangsa; yang ketiga adalah bahwa para murid Kristus akan banyak menderita oleh karena nama-Nya; mereka akan ditangkap, dianiaya dan diserahkan ke pengadilan sipil dan agama. Ketiga peristiwa itu dapat diringkas menjadi problem kejahatan -baca il malum-. Pertanyaannya mengapa akhir zaman, kedatangan Kristus, parousia disertai dengan malum. Mengapa Allah membiarkan itu semuanya terjadi? Mari kita mengerti semuanya ini dalam bingkai iman.
Apa itu kejahatan? Bagi St. Agustinus, kejahatan adalah privatio boni, kurangnya kebaikan sementara bagi St Thomas Aquinas kejahatan adalah absennya kebaikan yang seharusnya ada. Baik Thomas maupun Agustinus menolak adanya kejahatan absolut. Sebaliknya, yang ada hanyalah kebaikan yang absolut, kebaikan tertinggi yang tak terbatas. Maksudnya, kebaikan selalu lebih tinggi, lebih luas, lebih besar dari kejahatan. Konsekuensinya, pada akhirnya kebaikan akan membingkai kejahatan; nantinya kebaikan akan menghadirkan dan menyempurnakan kebaikan yang kurang dan belum hadir itu -baca kejahatan. Bahkan bisa dikatakan bahwa kejahatan mempunyai akar kebaikan namun bukan sebagai prinsip, bukan sebagai penyebab utama (causa primer), tetapi sebagai penyebab sampingan (causa accidental). Artinya kebaikan tidak mungkin sebagai penyebab kejahatan tetapi jika memang terjadi realitas kejahatan, nantinya kebaikan akan muncul untuk memperbaiki, menghadirkan dan menyempurnakan kebaikan yang kurang dan kebaikan yang belum hadir itu.
Kejahatan juga bukan sebagai tujuan terakhir (causa final) sehingga kejahatan tidak mungkin bisa menghancurkan semua yang ada, karena kejahatan selalu berjalan menuju kebaikan; kejahatan selalu menatap dan mengarah kepada kebaikan. Memang, kejahatan adalah kenyataan yang pahit dan menyebabkan penderitaan.
Lalu kita bertanya siapa penyebab kejahatan? Tuhan tidak dapat dikatakan penyebab kejahatan. Memang Tuhan mengizinkan kejahatan itu terjadi tetapi Tuhan bukan penyebab kejahatan. Lalu siapa penyebab kejahatan itu? Penyebab kejahatan adalah manusia. Manusia bertanggung jawab akan album kehidupan yang kelam. Manusia dengan kebebasannya lebih memilih kejahatan daripada kebaikan. Lalu kita bertanya mengapa Tuhan yang maha kuasa itu mengizinkan kejahatan itu terjadi? Memang tetap ada suatu misteri dan rahasia Tuhan mengapa Tuhan membiarkan kejahatan itu terjadi misalnya kamp konsentrasi Yahudi, genocide di Bosnia. Tetapi yang pasti Tuhan akan meluruskan, memperbaiki dan menghadirkan kebaikan karena Tuhan sebagai kebaikan tertinggi akan menudungi dan melingkupi kejahatan sehingga kejahatan pada akhirnya terbenam di dalam kebaikan.
Iman Kristiani mempercayai bahwa hanyalah Kristus sang penyelamat yang dapat membebaskan manusia dan ciptaan dari kejahatan. Kristus -kebaikan absolut yang tak terbatas- akhirnya memperbaharui semuanya, menghadirkan kebaikan yang belum ada, yang tersembunyi dan menyempurnakan kurangnya kebaikan. Sebab pada akhir zaman, Kristus menjadi matahari keselamatan yang menerangi semua peristiwa termasuk kejahatan, peristiwa yang kelam yang ada baik di dalam hidup pribadi maupun kolektif supaya semuanya berubah menjadi kebaikan bahkan keselamatan.
Maka terhadap tiga tanda yang dikemukakan oleh Kristus berkaitan akhir zaman, yang pertama, soal kesesatan yaitu orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai Kristus dan mengumandangkan bahwa akhir zaman sudah dekat, para murid harus waspada terhadap hal itu dan jangan percaya karena kedatangan akhir zaman hanya Tuhan yang tahu dan Yesus adalah satu-satunya Kristus, tidak ada yang lain. Yang kedua, tentang datangnya peperangan, bencana alam dan wabah yang menimpa banyak bangsa. Kengerian yang diakibatkan oleh semuanya itu bisa membuat orang berpikir bahwa dunia akan segera berakhir. Para murid tidak perlu mempedulikan semuanya itu karena semuanya itu harus terjadi lebih dahulu (Bertold Anton Parreira). Di balik semuanya akan hadir kebaikan. Memang penuh tanda tanya ketika melihat semuanya itu. Sikap yang perlu diambil adalah tetap percaya bahwa Kristus akan memperbaiki dan menyempurnakan semua yang ada. Yang ketiga bahwa para murid Kristus akan banyak menderita oleh karena nama Yesus. Mereka akan ditangkap, dianiaya dan diserahkan ke pengadilan sipil dan agama. Maka, andalkanlah Tuhan dan setialah kepada Tuhan, karena Tuhan sendiri akan menjadi pembela para murid-Nya. Memang ada hal yang dapat dimengerti dulu kala, ada hal yang yang dapat dimengerti sekarang, ada hal yang dapat dimengerti nantinya dan ada yang tidak dapat dipahami sampai selamanya. Tetapi apa pun yang terjadi semuanya demi kebaikan dan kebaikan datang dari segala penjuru.
Kedatangan Kristus yang kedua –parousia– adalah Tuhan yang hadir dan datang dalam intimitas dan kehangatan cinta. Akhir zaman pun dalam Kristus menjadi keterbukaan semua yang ada kepada kebenaran, kepada kebaikan, kepada cinta, dan merajanya semuanya itu di dalam segalanya. Dengan kata lain akhir zaman secara definitif berarti kehadiran Tuhan secara sempurna dan penuh kepada semua ciptaan-Nya. Kehadiran Tuhan kepada ciptaan-Nya mengumandangkan puncak dan kepenuhan kemuliaan-Nya dari awal kehidupan sampai berakhirnya kehidupan sehingga semuanya termuat di dalam album cinta Tuhan. Dan di dalam album cinta Tuhan, kita melihat kebaikan segala yang ada, segala peristiwa yang terjadi, semuanya disatukan di dalam kebaikan-Nya. Dan pada akhirnya kesetiaan kita kepada Kristus membuat kita pun akan dipangku Kristus untuk membuka album cinta-Nya.
Copyright © 2019 ducksophia.com. All Rights Reserved