Tubuh: Bait Allah Nan Kecil

 

Lukisan Milan Konjovic, Mlini

Yohanes 2: 13-23

                                                                        “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali

 

Bait Allah di Yerusalem adalah suatu bangunan megah yang dibangun oleh raja Salomo. Secara garis besar Bait Allah terdiri dari dua bagian khas yaitu pelataran yang luas (alun-alun) yang boleh dimasuki oleh  semua orang dan tempat kudus yang hanya boleh dimasuki oleh imam tertinggi. Di tempat kudus itu berdiamlah tabut Allah. Pelataran yang luas itu disebut juga pelataran orang kafir yang dipergunakan sebagai tempat umum untuk berkumpul. Pelataran ini dikelilingi dengan serambi dengan tiang-tiang setinggi 11 meter. Di bawah serambi, orang–orang Israel berkumpul untuk mendengarkan ajaran Taurat. Di situ pula para pedagang menawarkan binatang dan para penukar uang berkumpul. Di Bait Allah setiap hari dipersembahkan kurban bakaran karena selalu ada orang-orang yang berdoa dengan mempersembahkan korban. Menurut hukum Taurat bahwa tiga kali dalam setahun atau sekurang-kurangnya pada hari Paskah harus diadakan ziarah ke Bait Allah. Biasanya orang-orang luar kota Yerusalem yang pergi ke bait Allah pergi bersama-sama dengan sahabat bahkan tetangga. Bait Allah merupakan tempat sentral bangsa Yahudi baik di dalam hal keagamaan, budaya bahkan ekonomi. Jadi Bait Allah Yerusalem adalah keindahan dan kebanggaan bangsa, identitas dan persatuan orang Yahudi di tengah–tengah bangsa lain.

Dalam Injil Yohanes, kita mendengarkan kisah tentang Yesus menjungkirbalikkan meja penukar uang dan mengusir para pedagang binatang di Bait Allah. Mengapa Yesus berbuat demikian? Bait suci adalah rumah Allah, tempat berdoa. Tetapi, para pedagang dan para penukar uang menjadikan Bait Allah sebagai sarang penyamun karena mereka memasang tarif yang tinggi untuk penukaran uang dan hewan-hewan korban sehingga mencekik orang-orang kecil yang ingin memberikan persembahan di bait Allah. Para penukar uang dan para pedagang mencemarkan Bait suci dan menjadikan tempat dosa karena menendang Allah dan menggantinya dengan ilah uang. Dengan demikian Bait Allah yang seharusnya rumah berdoa, tempat suci telah menjadi rumah jagal, bait perhambaan dan dosa kepada ilah uang.

Menyaksikan tindakan Yesus yang menjungkirbalikkan meja-meja para pedagang, orang-orang meminta tanda apa sehingga Yesus berhak untuk berbuat demikian. Yesus pun menjawab rombaklah Bait Allah ini dan aku akan mendirikannya dalam tiga hari. Bait Allah adalah rumah Bapa-Nya. Maka, dasar tindakan Yesus adalah bahwa dia adalah Putera Allah. Begitu marahnya mereka mendengar jawaban Yesus karena ia dapat merombak Bait Allah dalam tiga hari padahal Bait Allah dibangun selama 46 tahun: Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah dan engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?

Orang–orang tidak tahu dan tidak mengerti bahwa yang dimaksud dengan Bait Allah adalah tubuh Yesus sendiri. Dengan merombak Bait Allah Yerusalem, Yesus menjadikan tubuh-Nya sebagai Bait Allah yang baru. Bait Allah yang baru ini tidak terbuat dari batu tetapi terbangun dari tubuh dan darah Yesus. Lalu apa artinya?

Dengan merombak Bait Allah di Yerusalem yang terbuat dari kayu dan batu, Yesus membebaskan kita ibadat yang palsu dan mengantar kita kepada ibadat yang sejati. Maka, di dalam Bait Allah yang baru ini yaitu Yesus kita dapat berdoa kapan saja kita mau. Kita dapat pergi berziarah ke Bait Allah yang baru setiap saat. Di dalam Bait Allah yang baru kita tidak perlu membeli korban binatang yang mahal. Sebaliknya di dalam Bait Allah yang baru, persembahan yang kita berikan dan persembahan yang dikehendaki Allah adalah kesucian hidup yaitu dengan hidup di dalam kasih kepada Allah dan sesama. Kasih kepada Allah dan sesama adalah rangkuman dari sepuluh perintah Allah. Hidup di dalam kasih kepada Allah dan sesama menjadi korban persembahan yang paling berkenan dan suci di dalam Bait Allah yang baru. Dan yang paling penting di dalam Bait Allah yang baru kita dapat menyembah dan berdoa kepada Allah dalam roh dan kebenaran karena kita mempercayai bahwa Yesus adalah Putera Allah.

Tubuh kita sebenarnya adalah Bait Allah; Bait Allah kecil nan suci. Allah menciptakan tubuh ini supaya melalui tubuh ini kita memuji dan memuliakanNya. Sayang seribu sayang banyak orang tidak menyadari bahwa tubuh ini adalah Bait suci Allah tempat untuk berdoa dan memuji Allah. Banyak dari kita yang belum beriman betul kepada Yesus sehingga Bait Allah kecil ini dijadikan tempat perbudakan dan dosa. Di dalam Bait Allah kecil nan suci ini kita membuat patung berhala dan menyembahnya. Berhala tersebut antara lain perzinahan, kemarahan, kedengkian, kejahatan. Dengan kata lain, kejahatan dan dosa kita menajiskan dan mencermarkan Bait Allah nan kecil ini ibarat menjadikannya sebagai tempat berjualan hewan sebagaimana yang dilakukan para penjual. Akibatnya, pelataran Bait Allah penuh dengan binatang-binatang, serambi-serambi itu berlumuran dengan kotoran bahkan tempat Maha Suci Bait kecil ini yaitu hati telah menjadi sarang penyamun. “Bait Allah” suci nan kecil ini tidak lagi memberi kesaksian dan tempat memuji Allah. Tak mengherankan kalau Yesus tidak mempercayakan diri-Nya kepada kita. Sebab dia tahu tahu apa yang ada di dalam “Bait Allah kecil ini”.

Maka, kita harus merombak tubuh -Bait Allah ini- supaya Bait Allah ini kembali menjadi tempat kediaman Allah. Cara merombak tentu dengan bertobat dan percaya kepada Yesus. Hanya Yesus yang dapat merombak Bait Allah kecil kita yang telah tercermar oleh dosa karena Yesus adalah hikmat dan kekuatan Allah.

Lewat misteri Paskah, Yesus telah merombak tubuh kita supaya sungguh menjadi Bait Allah yang suci murni. Kata Yesus sekali lagi: Rombaklah Bait Allah ini dan dalam tiga hari aku akan mendirikannya. Yesus merombak tubuh- Bait Allah- supaya kita tidak lagi menghampakan diri kepada dosa dan Bait Allah ini yaitu tubuh kita sungguh menjadi tempat kediaman Allah sendiri.

Misteri penebusan Kristus mengubah dan merombak Bait Allah kecil yang dahulu dipenuhi dengan binatang sehingga sekarang menjadi tempat doa yang hening dan tenang, di serambi Bait nan kecil Allah selalu terdengar puji-pujian kepada Allah nan merdu,  tiang-tiang Bait suci nan kecil pun terbuat dari salib, dan tentu saja di tempat Maha kudus yaitu di hati  benar–benar tersimpan sabda Allah. Tubuh adalah bait roh kudus yang sesungguhnya; tubuh adalah sebuah bait yang adalah suatu rumah doa  (Peter Julian Eymard)

Berkat misteri paskah Kristus dan pertobatan, “Bait Allah kecil nan suci” berdiri megah dan indah serta menjulang tinggi di tengah-tengah dunia. Pandangan orang-orang akan terarah kepada “Bait Allah nan kecil ini” karena keindahannya dan kesuciannya. Mereka pun tahu bahwa ternyata di balik “bait Allah nan kecil” ada Bait Allah yang besar yang menaungi dan melindungi “Bait-Bait Allah kecil ini”. Bait Allah nan kecil ini adalah suatu senakel, suatu monstrans yang melalui kristal-kristalnya dunia  melihat kemuliaan Tuhan. Maukah “Bait Allah kita nan kecil ini” dirombak oleh Yesus supaya menjadi senakel atau monstrans? Jika mau pasti membutuhkan iman kepada Yesus dan pertobatan yang sungguh-sungguh.

 

Copyright © 2017 ducksophia.com. All Rights Reserved

 

Author: Duckjesui

lulus dari universitas ducksophia di kota Bebek. Kwek kwek kwak

Leave a Reply