Teater Topeng Dan Kemasyurannya

XXXVII

Teater Topeng Dan Kemasyurannya

Francis Bacon

Lukisan Pierre-Auguste Renoir, Danse à Bougival, 1883

pierre-auguste_renoir_-_suzanne_valadon_-_dance_at_bougival

 

Teater topeng[1] adalah sungguh suatu pertunjukan yang dipentaskan dengan pengamatan-pengamatan yang serius. Tetapi karena para raja kiranya amat menyukai teater topeng, maka lebih baik mereka dihibur dengan teater topeng yang penuh dengan keelokan daripada yang dilumuri dengan biaya. Menari sambil bernyanyi adalah suatu pertunjukan yang hebat dan menyenangkan. Saya memahaminya demikian, karena lagunya dinyanyikan oleh paduan suara, ditempatkan di tempat yang tinggi dan diiringi dengan musik-musik yang berasal dari berbagai macam instrumen serta sajak-sajaknya amat cocok dengan sarananya. Bersandiwara dengan nyanyian, khususnya lewat dialog-dialog, menjadi suatu keanggunan yang amat spektakuler; saya mengatakan bersandiwara, bukan menari (sebab menari adalah suatu hal yang biasa-biasa saja dan kasar); dan aksen-aksen dialog kiranya begitu kuat dan jelas (sebuah bass dan sebuah tenor, tidak ada sopran) dan puisinya maknanya begitu tinggi dan karakternya adalah tragedi[2], bukan puisi yang manis dan elok[3]. Beberapa paduan suara, ditempatkan saling berhadapan satu sama lain, dan mengambil suara dengan tepukan serta melantunkan nyanyian pujian (himne)-kebijaksanaan, memberikan penghiburan spektakuler. Mengubah tarian menjadi sebuah figur adalah ibarat keinginan-tahuan anak kecil. Pada umumnya, biarkanlah diperhatikan bahwa teater topeng dengan segala atributnya yang membuat saya duduk di sini sekarang sungguh memberikan makna dan bukan suatu kekaguman yang rendahan. Benarlah, perubahan layar yang begitu tenang dan tanpa kegaduhan, adalah hal-hal yang begitu indah dan menyenangkan; karena perubahan-perubahan layar itu membuat santai dan menyegarkan mata sebelum layar itu dipenuhi dengan objek yang sama. Kiranya panggung diterangi dengan banyak cahaya, khususnya dengan cahaya yang berwarna dan bervariasi; dan biarkanlah para pemain teater topeng, atau pemain-pemain yang lain yang akan bersiap-siap turun dari punggung, bergerak di atas panggung sebelum turun ke panggung; karena pergerakan tersebut memantik mata dengan penuh keheranan dan membangkitkan mata dengan hasrat yang bergelora untuk melihat yang apa tidak dapat dilihatnya dengan sempurna. Kiranya nyanyian-nyanyian nyaring dan penuh dengan sukacita, serta tidak mengerik dan menderu. Demikian juga semoga musiknya tajam dan keras, serta diatur dengan baik. Warna-warna yang menghiasi pentas dengan amat indah yang berasal dari terang lilin adalah warna putih, warna anyelir, warna air laut yang kehijau-hijauan; dan bundar kelip-kelip, warna-warna tersebut tidak memerlukan biaya yang tinggi tetapi warna-warna ini penuh dengan keindahan. Sulaman yang mahal adalah suatu kerugian dan sayangnya juga tidak diperhatikan. Biarkanlah kostum-kostum para pemain elegan dan sungguh mencerminkan orang ketika topeng dilepas, bukan menurut contoh-contoh pakaian-pakaian terkenal, seperti pakaian orang-orang Turki, para tentara, pelaut, dan semacamnya. Biarkanlah adegan pengantar[4] sebelum teater topeng dimulai tidak terlalu lama; adegan-adegan pengantar itu terdiri kekonyolan-kekonyolan, satir, monyet-monyet, manusia-manusia liar, badut-badut, binatang-binatang, bidadari-bidadari, penyihir-penyihir, orang-orang cebol, orang-orang katai Turki, peri-peri, orang-orang kasar, Cupid[5], patung-patung yang bergerak dan yang semacamnya. Berkaitan dengan malaikat-malaikat, tidaklah cukup lucu menempatkan mereka di dalam adegan pembukaan; dan di sisi yang lain, menghadirkan segala yang mengerikan, seperti iblis, raksasa, pada adegan pengantar juga tidak cocok. Tetapi pada dasarnya, kiranya musik tentang malaikat-malaikat bersifat menghibur dan disertai dengan beberapa perubahan yang aneh. Bau-bauan yang manis yang tiba-tiba menyela, tanpa ada tetesan-tetesan yang jatuh, yang menyertai sebagai uap dan panas, adalah kesenangan dan kesegaran yang menawan. Topeng ganda yang satu pria dan yang lain wanita menambahkan suasana dan variasi. Namun segala sesuatunya menjadi sia-sia kecuali ruangan dirawat dengan bersih dan rapi.

Untuk pertarungan antara dua ksatria dengan tombak, pertarungan ksatria itu sendiri dan rintangan-rintangan, kemegahan hal-hal tersebut pada dasarnya ada pada kereta-kereta perang, ketika para penantang mempertunjukan cara kedatangan mereka; terlebih jika kereta-kereta tersebut ditarik dengan binatang-binatang yang aneh seperti singa, beruang, unta dan yang semacamnya; atau di dalam perlengkapan-perlengkapan kedatangan mereka; atau di dalam keberanian mereka yang bernyala-nyala; atau lewat perkakas kuda-kuda dan baju–baju besi mereka yang baik. Tetapi cukuplah untuk pertunjukan ini.

[1] Teater topeng (dikenal dengan nama Masque) adalah semacam pertunjukan pesta yang begitu popular pada abat 16 dan 17. Masque biasanya dispersembahkan para raja untuk menyambut para tamu kenegaraan atau pada momen-momen yang istimewa misalnya kelahiran, perkawinan, pergantian kekuasaan, pengangkatan raja. Teater topeng meliputi musik dan tarian, nyanyian dan drama, di mana kostum dan pangggung didekorasi oleh arsitek yang terkenal.

[2] Tentang tragedi lihat essai X; no. 2

[3] Puisi yang elok dan manis yang dimaksud di sini adalah puisi yang sifatnya komedi. Tentang komedi lihat essai X; no. 1

[4]  Adegan pengantar ini biasanya berupa tarian.

[5] Cupid adalah dewa cinta bangsa Romawi. Menurut mitologi Romawi Cupid adalah anak dewa Mars dan dewi Venus.

Copyright © 2016  ducksophia.com. All Rights Reserved

Author: Duckjesui

lulus dari universitas ducksophia di kota Bebek. Kwek kwek kwak

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply