XXII
Kelicikan
Francis Bacon
Lukisan William Dyce, George Herbert at Bemerton-Salisbury, 1860
Kita memahami kelicikan sebagai suatu kebijaksanaan yang seram atau yang bengkok.Tentu bahwa ada perbedaan yang begitu besar antara orang yang licik dan orang yang bijak; tidak hanya kaitannya dengan soal kejujuran tetapi juga dengan soal kemampuan. Kiranya sebagaimana ada orang yang mampu mengocok kartu dengan menawan tetapi tidak dapat bermain kartu dengan baik; maka juga ada beberapa orang yang ahli dalam investigasi dan dalam partai-partai, sebaliknya juga ada orang-orang yang lemah. Terlebih, memahami manusia adalah suatu seni tersendiri, memahami perkara adalah suatu seni yang lain lagi; di mana memahami manusia juga merupakan suatu konstitusi bisnis untuk mempelajari lebih dalam tentang perihal manusia selain dari buku-buku karena banyak orang yang hebat dalam bergurau tetapi tidak mampu mengerjakan bagian riil dari suatu bisnis. Orang-orang yang demikian lebih cocok untuk hal-hal yang praktis daripada memberikan nasihat dan mereka begitu terampil hanya dalam gelanggang boling: hadapkan mereka kepada orang-orang baru dan mereka pun telah kehilangan tujuan mereka; maka sebagaimana dikatakan oleh prinsip kuno yaitu mengetahui ketololan dengan belajar dari seorang yang bijak, mitte ambos nudos ad ignotos, et videbis (antarkanlah kedua orang yang telanjang kepada mereka yang tidak tahu dan anda akan melihat) prinsip kuno ini sungguh nyaris berlaku untuk orang yang pandai bergurau tetapi tidak mampu mengerjakan bagian riil dari suatu bisnis. Dan karena orang-orang licik ini ibarat penjual pakaian laki-laki dari produk-produk yang kecil, maka tidak salah untuk mendeskripsikan toko mereka.
Adalah suatu poin kelicikan, menunggu seseorang yang berbicara kepada anda, dengan mata anda; seperti yang dilakukan para Jesuit[1] ketika mereka mengajar: sebab kiranya ada banyak orang-orang bijak yang memiliki rahasia hati dan roman muka yang jernih. Namun, kenyataan ini kadang kala kiranya dilakukan lewat suatu perendahan diri yang tulus yang berasal dari mata anda, sebagaimana cara yang digunakan oleh para Jesuit.
Poin kelicikan yang lain adalah bahwa ketika anda melakukan segala sesuatunya demi pelaksanaan pengiriman[2] sekarang ini, anda menjamu dan menyenangkan suatu pihak yang mana anda bersepakat dengan suatu diskursus yang lain supaya kiranya pihak tersebut tidak terlalu sadar untuk membuat keberatan-keberatan. Saya mengetahui seorang penasihat dan seketaris, yang tak pernah datang kepada Ratu Elizabeth Inggris berkaitan rancangan undang–undang untuk ditanda-tangani, namun dia selalu yang pertama menggiring sang ratu ke dalam diskursus kenegaraan, sehingga membuat sang ratu mungkin kurang memperhatikan akan rancangan undang-undang itu.
Kejutan-kejutan yang serupa kiranya dilakukan dengan mengubah hal-hal yang mana ketika suatu pihak dalam kondisi tergesa-gesa dan tidak dapat menunggu lebih lama akan hal-hal yang akan telah diubah tersebut untuk mempertimbangkannya dengan matang.
Jika seseorang akan menentang suatu bisnis yang dia sendiri meragukannya tetapi beberapa orang lain senang dan suka untuk berkecimpung dalam bisnis tersebut, maka, kiranya dia berpura-pura berharap bahwa bisnis tersebut berjalan dengan baik dan seolah-olah dia sendiri akan terjun ke dalam bisnis tersebut tetapi sebagai usaha untuk menggagalkannya.
Jika memang terjadi kehancuran bisnis tersebut di tengah jalan, maka mau mengatakan bahwa, ketika kawan seolah-olah berusaha membangkitkan dirinya sendiri, anda memberikan suatu semangat yang lebih besar lagi kepadanya, yang tujuannya untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang seluk-beluk bisnis tersebut.
Dan karena cara ini bekerja dengan lebih baik ketika segala sesuatunya diperoleh lewat pertanyaan yang anda lontarkan, kemudian, jika anda mengajukan pertanyaan anda sendiri, maka anda menaruh pancingan demi terjadinya sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada anda dengan cara memperlihatkan wajah dan raut muka yang berbeda daripada wajah atau raut muka anda yang biasanya; di akhir memberikan kesempatan bagi pihak lain untuk bertanya apakah penyebab perubahan muka anda? Seperti yang dikatakan oleh Nehemia; karena aku kelihatan sedih, yang belum pernah terjadi di hadapan raja[3].
Dalam hal-hal yang halus dan tidak menyenangkan; adalah baik untuk memecahkan es dengan perkataan yang tidak terlalu keras, dan menggantinya dengan perkataan yang lebih keras ketika kesempatan telah tiba, sehingga tertuduh kiranya dapat ditanyai dengan pertanyaan lewat perkataan-perkataan orang lain: seperti yang dibuat Narcissus[4] yang menyampaikan kepada Claudius[5] berkaitan dengan perihal pernikahan Messalina[6] dan Silius[7].
Dalam hal-hal yang kiranya diri seseorang tidak nampak, maka merupakan suatu poin kelicikan meminjam nama dunia; seperti, dunia mengatakan, atau ada suatu perkataan yang umum.
Saya kenal salah salah satunya bahwa ketika dia menulis sebuah surat, dia akan membubuhkan apa yang paling penting dalam postscript (catatan tambahan), seolah-olah hal yang paling penting merupakan peristiwa yang aktual.
Saya juga tahu yang lainnya, bahwa ketika dia hendak memberikan suatu ceramah, dia akan berpura-pura mengabaikan apa yang paling dimaksudkan; dan meneruskan pembicaraan tetapi kembali lagi dan berbicara tentang perihal yang dia maksudkan sebagai sesuatu yang hampir dia lupakan.
Beberapa orang membuat diri mereka sendiri sengaja terkejut pada momen-momen yang seperti itu ibarat sebuah pesta yang sedang mereka angan-angankan dan kemudian pesta itu benar-benar terjadi dan ditemukan sebuah undangan di tangan mereka atau ibarat melakukan sesuatu yang tidak biasa bagi mereka; pada akhirnya orang-orang tersebut kiranya ditanyai tentang perihal-perihal yang mereka sendiri berhasrat untuk mengatakannya.
Adalah suatu poin kelicikan, membiarkan kata-kata terucap atas nama sendiri, tetapi yang diambil dan dipelajari dari orang lain demi sebuah keuntungan. Saya tahu dua orang yang saling bersaing dalam memperebutkan jabatan seketaris istana pada masa Ratu Elizabeth[8] tetapi di luar persaingan tersebut, mereka mempertahankan relasi yang baik di antara mereka dan saling memuji satu sama lain, dan satu kepada yang lain saling bercerita tentang perkara-perkara yang terjadi; tetapi salah satu dari mereka mengatakan bahwa menjadi seorang seketaris dalam monarki yang sedang mengalami kemunduran merupakan hal yang sulit dan dia tidak lagi berhasrat menduduki posisi seketaris lagi: pihak yang lain terjebak dengan kata-kata tersebut dan berkoar-koar kepada berbagai macam temannya bahwa saingannya tersebut tidak lagi berhasrat untuk menjadi seketaris kerajaan yang mengalami kemunduran ini. Lalu justru orang pertama yaitu dia yang mengatakan bahwa dia tidak ingin menjadi seketaris kerajaan yang mundur ini membalik gosip itu dan menemukan jalan untuk melaporkannya kepada Sri Ratu; dan Sri Ratu yang mendengarkan kata monarki yang mundur begitu sakit hati sehingga dia tidak akan lagi mendengarkan permohonan pihak yang berkoar-koar itu.
Ada suatu kelicikan yang di Inggris kita sebut dengan membalikkan kue di atas wajan yaitu ketika apa yang dikatakan seseorang kepada yang lain, dia berbohong tentang perkataannya sendiri seolah-olah orang lainlah yang mengatakan kepadanya. Dan untuk mengetahui mana yang benar tidaklah mudah, ketika perkara telah melewati di antara dua orang tersebut, karena untuk menyelidiki siapakah yang pertama-tama mengatakan, perkaranya telah dipindahkan dan berlangsung.
Suatu cara tersendiri yang dilakukan beberapa orang, memandang sekilas dan segera menimpakan persoalan kepada orang lain dengan membenarkan diri mereka sendiri melalui cara yang negatif, dengan mengatakan, Bukan aku yang membuat ini; seperti yang dibuat Tigelinus[9] kepada Burrus[10], Se non diversas spes, sed incolumitatem imperatoris simpliciter spectare (tampaknya dia tidak memiliki harapan-harapan yang dapat disandarkan, tetapi terlihat melulu demi mendapatkan keamanan dari kaisar)
Beberapa orang mempunyai banyak dongeng dan cerita dengan sigap, sehingga tampaknya tidak ada sesuatu pun yang mereka sindir, tetapi mereka membungkus sindiran mereka tersebut dalam suatu dongeng yang tujuannya baik membuat diri mereka lebih terjaga maupun mereka yang mendengarkan sindiran tersebut lebih nyaman.
Suatu poin kelicikan yang baik bagi seseorang untuk membuat suatu jawaban yang akan dia lontarkan berasal dari mulutnya dan dalil-dalilnya sendiri, karena jawaban yang demikian membuat pihak lain sedikit melekat.
Adalah suatu keanehan bahwa berapa lama beberapa orang akan berbohong sembari menunggu tentang apa yang ingin mereka katakan; dan berapa jauh mereka akan mendapatkannya; dan bagaimana mereka mengatasi masalah-masalah yang lain ketika waktunya sudah mendesak. Jadi, merupakan suatu kesabaran yang luar biasa dan tentu saja ada banyak faedah dari kesabaran tersebut.
Suatu pertanyaan yang tiba-tiba, berani dan tidak diharapkan sungguh sering kali mengejutkan seseorang dan membuat dia terbuka. Baginya, pertanyaan tersebut ibarat setelah mengubah namanya dan berjalan di depan katedral St. Paul[11], seseorang tiba-tiba datang dari belakang dirinya dan memanggil nama lengkapnya, sehingga tentu saja dia menoleh ke belakang.
Tetapi kebaikan kecil ini dan poin-poin sepele berkaitan dengan kelicikan begitu banyak tak terhingga, kiranya merupakan suatu pekerjaan yang mulia untuk membuat suatu daftar akan kelicikan; karena tidak ada yang lebih merugikan negara selain daripada manusia-manusia licik yang menunggangi manusia-manusia bijak.
Tetapi tentu saja ada beberapa orang licik yang mengetahui pilihan-pilihan dan jalan masuk- jalan keluar persoalan, di mana mereka tidak dapat tenggelam ke dalam persoalan tersebut; ibarat sebuah rumah yang memiliki tangga-tangga dan jalan-jalan masuk yang mewah, tetapi tak pernah memiliki suatu ruangan yang indah. Oleh karena itu, anda harus melihat ketika mereka membuat tembakan-tembakan yang jitu dalam kesimpulan, tetapi mereka tidak memiliki satu cara apa pun yang mampu untuk menguji dan berdebat akan duduk perkaranya. Dan meskipun demikian, mereka pada umumnya mengambil keuntungan atas ketidakmampuan mereka dan akan dipandang bahwa mereka begitu cerdik dalam mengarahkan orang lain. Malahan, beberapa yang lain melakukannya dengan cara menghina orang-orang dan (seperti yang sekarang kita bicarakan) dengan meletakkan tipuan-tipuan ke dalam diri mereka, daripada mengandalkan atas kebenaran dari aksi-aksi mereka. Tetapi Salomo[12] mengatakan, prudens advertit ad gressus suos; stultus divertit ad dolos[13] (orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman).
[1] Jesuit adalah sebutan bagi anggota Serikat Yesus (SJ) yang didirikan oleh Ignatius Loyola pada tanggal 27 September 1540. Latar belakang pada waktu SJ didirikan adalah bahwa gereja mengalami kebobrokan moral dan menghadapi protestantisme Luther, maka Ignatius Loyola percaya bahwa reformasi Gereja dimulai dengan pertobatan setiap hati lewat kontemplasi dan meditasi untuk merasakan cinta Allah (metode Ignatius yang menjadi kekhasan Jesuit adalah Latihan Rohani (meditasi dan kontemplasi selama 4 minggu). Serikat Jesus memiliki motto ordo yang terkenal Ad Majorem Dei Gloriam (Supaya Lebih Bertambahnya Kemuliaan Allah). Para Jesuit ini dikenal akan karya mereka di bidang pendidikan (mendirikan sekolah, universitas, dan seminari), pengetahuan, budaya dan karya kerasulan lainnya seperti memberi retret, pelayanan di rumah sakit, paroki dan karya social justice di 112 negara sampai sekarang ini. Mereka berkarya di semua bidang kehidupan yang ada supaya kemuliaan Allah lebih bertambah lagi di dalam segala sesuatunya dan di mana saja (sesuai dengan motto Ad Majorem Dei Gloriam) dan supaya Allah dapat ditemukan di mana-mana. Serikat Yesus menjadi Serikat yang terbesar dan berpengaruh di dalam gereja. Kiprah Jesuit Inggris sejak pemberontakan bubuk mesiu (lihat essai III; no. 22) yang dipimpin oleh provinsial Jesuit membuat Jesuit dimusuhi dan dicap sebagai ordo yang berbahaya dan licik.
[2] Perihal pengiriman dibahas oleh Bacon di dalam essai XXV.
[3] Nehemia 2:1. Nehemia adalah seorang Yahudi juru minuman Kerajaan Persia. Pada waktu kerajaan Persia kukuh sebagai kemaharajaan, Yerusalem menjadi reruntuhan dan puing-puing akibat ditaklukkan oleh kemaharajaan Babel. Maka Nehemia yang tugasnya menyediakan minuman anggur bagi raja, kelihatan sedih dan memang sebelumnya tidak pernah sedih sehingga membuat Raja Persia Koresey (yang terkenal bijaksana) bertanya kepada Nehemia perihal apa yang membuat dia sedih. Akibatnya, Nehemia menyampaikan keinginannya untuk membangun kembali Yerusalem. Raja pun mengabulkannya. Di bawah pimpinan Nehemia, bangsa Israel berhasil membangun kembali tata agama dan politik, membangun tembok yang mengelilingi Yerusalem dan mengadakan upacara pembaruan perjanjian antara umat Israel dan Tuhan.
[4] Tiberius Claudius Narcissus adalah seorang budak yang mendapat kemerdekaan dan menjadi orang kepercayaan Kaisar Claudius sehingga Kaisar Claudius menyerahi banyak tanggung jawab kepada dirinya. Ada kemungkinan bahwa Narcissus juga bekerja sama dengan ratu Messalina –istri ketiga Kaisar Claudius untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Tetapi Narcissus sendiri yang melaporkan kepada Kaisar Claudius tentang perselingkuhan Messalina dengan Silius dan rencana pemberontakannya kepada kaisar sehingga membuat Messalina dihukum mati. Demi mengamankan posisinya dan mencegah Britannicus (anak Claudius dengan Messalina) naik takhta, Narcissus menyarankan Kaisar Claudius untuk menikahi Agrippina (ibunda Kaisar Nero) dan sarannya terima. Agrippina sendiri yang menyuruh utusan untuk membunuh Narcissus beberapa hari sebelum kaisar Claudius mangkat.
[5] Claudius (Latin: Tiberius Claudius Caesar Augustus Germanicus) adalah kaisar Romawi dari tahun 41 sampai tahun 54. Ia menggantikan Kaisar Caligula yang dibunuh. Claudius ini seorang yang agak pincang dan agak tuli sehingga keluarganya tidak menampilkan dirinya ke hadapan publik. Justru kecacatannya membuat dia tidak dipandang sebagai ancaman pada masa Kaisar Tiberius maupun Kaisar Caligula. Pada masa pemerintahannya, Claudius adalah administrator yang handal; membangun banyak bangunan dan jalan, kanal di seluruh kekaisaran; ia juga menaklukkan banyak daerah seperti Thrace, Noricum, Pamphylia, Lycia dan Yudea dan yang memulai penaklukkan Inggris; dia juga memiliki minat yang besar terhadap hukum dan kaisar pertama yang memberikan kepercayaan kepada para budak yang merdeka seperti kepada Narcissus sebagai seketaris korespondensi, Pallas sebagai seketaris harta negara. Claudius menikah 4 kali. Messalina –istrinya yang ketiga- dieksekusi dan kemudian ia menikah janda Agrippina yang telah memiliki anak bernama Nero (Kaisar Nero; tentang Kaisar Nero lihat essai II; no. 2). Claudius kemungkinan besar mati dibunuh oleh Agrippina dan digantikan oleh Nero yang diadopsi menjadi anaknya. Agrippina sendiri kemudian dibunuh oleh Nero anaknya sendiri.
[6] Valeria Messalina adalah seorang ratu Romawi istri ketiga Kaisar Claudius. Menurut Tacitus, Messalina adalah seorang perempuan penuh birahi, kejam, tamak bahkan konon dia memiliki rumah bordil untuk menguasai para politikus Romawi. Menurut Tacitus, Messalina pernah bertanding dengan seorang pelacur siapa yang akan mendapat lebih banyak laki-laki dalam semalam. Messalina jatuh cinta dan terlibat asmara dengan seorang senator Roma yaitu Gaius Silius. Ia memaksa Silius untuk menceraikan istrinya. Ketika Kaisar Claudius bertugas ke luar kota, mereka menikah di hadapan publik dan berencana menggulingkan Kaisar Claudius. Konsekuensinya, mereka berdua dihukum mati.
[7] Tentang Gaius Silius lihat no. 6
[8] Elizabeth I adalah ratu Inggris dari 17 November 1558 sampai wafatnya yang dikenal sebagai Ratu Perawan (The Virgin Queen) karena tidak menikah. Ia adalah anak Henry VIII dengan Anne Boleyn (tentang Henry VIII lihat essai XIX; no. 11). Elizabeth mendapatkan tahkta Inggris setelah dua kakaknya yaitu raja Edward VI (anak Henry VIII dengan Jane Seymour) dan Mary I Ratu Inggris (anak Henry VIII dengan Catherine Aragon) wafat. Mottonya video et taceo (Saya melihat dan tidak berkata apa pun). Pada masa pemerintahannya, Ratu Elisabeth menyingkirkan sepupunya Mary, ratu Skotlandia (Mary I Skotlandia) yang juga mengklaim mahkota Inggris. Ia berhasil mengukuhkan agama Protestan Inggris sebagai agama resmi negara. Ketika terlibat konflik dengan Spanyol sehingga membuat Spanyol menyerang Inggris (karena Elizabeth menghukum mati Mary I Skotlandia), Inggris berhasil mengalahkan armada Spanyol dan kemenangan itu dianggap sebagai salah kemenangan terbaik dalam sejarah Inggris. Jadi, pada umumnya pemerintahan Ratu Elizabeth I berhasil menciptakan stabilitas dan memperkuat identitas nasional Inggris. Elizabeth mangkat pada tanggal 24 Maret 1603 dan digantikan oleh James I anak Mary, ratu Skotlandia (lihat essai III; no.22).
[9] Gaius Ofonius Tigellinus adalah kepala Praetoria yang menggantikan Burrus (kepala Praetoria sebelumnya; lihat no. 10). Sebagai orang kepercayaan Nero dan kepala Praetoria, posisi Tigellinus begitu kuat. Ketika kekuasaan Nero melemah, Tigellinus meninggalkan Nero dan bergabung dengan Galba (tentang Galba lihat essai II; no.9). Ketika Galba digantikan oleh Otho (tentang Otho lihat essai II; no.3), Otho memerintahkan Tigellinus untuk bunuh diri.
[10] Sextus Afranius Burrus adalah seorang Praetoria dan penasihat Kaisar Nero yang amat berpengaruh bersama dengan Seneca (tentang Seneca lihat essai II; no. 1). Agrippina (ibunda Nero) mengangkat dia sebagai kepala Praetoria demi mengamankan posisi Nero setelah kematian Kaisar Claudius. Selama 8 tahun dia bersama Seneca membantu Kaisar Nero menjalankan roda pemerintahan. Dia pula yang menyetujui keinginan Nero untuk membunuh ibunya sendiri, Agrippina. Burrus mati diracun.
[11] Katedral St. Paul merupakan tempat untuk berjalan-jalan yang terkenal.
[12] Tentang Salomo lihat essai IV; no. 1
[13] Amsal 14:16
Copyright © 2016 ducksophia.com. All Rights Reserved